.:[Double Click To][Close]:.

Monday, May 10, 2010

Albino Di Afrika Diincar Dukun Demi Kekayaan



Cendajuru, Burundi, Menjadi seorang albino kadang membuat penderitanya jatuh bangun dalam kehidupan sosial karena sering dicemooh. Tapi menjadi albino di Tanzania dan Burundi (Afrika) adalah mimpi buruk karena menjadi incaran dukun.

Sejak tahun 2007, Under the Same Sun, sebuah yayasan yang berbasis di Vancouver mencatat terjadi gelombang pembunuhan albino di Tanzania dan Burundi.

Albino ini diincar karena bagian-bagian tubuh penderita albino sangat berharga bagi para dukun di seluruh wilayah itu, yang menggunakan albino untuk menciptakan kekayaan.

Polisi Tanzania memperkirakan dukun menghargai satu set bagian tubuh lengkap albino, termasuk tangan, kaki, alat kelamin telinga, hidung dan lidah seharga 50.000 pounsterling atau sekitar 675 juta rupiah.

Tujuh kasus baru pembunuhan albino telah dilaporkan terjadi lagi di Tanzania dan Burundi, Afrika, dalam catatan Under the Same Sun sudah ada 57 korban dari pembunuhan albino di Tanzania. Yang terbaru yaitu pembunuhan wanita usia 28 tahun dan empat anaknya pada 2 Mei 2010, di Cendajuru, di perbatasan Burundi dengan Tanzania.

"Kedua tangan dan organ tubuh mereka dipotong oleh sembilan orang bersenjata, dan kakek dari anak non-albino yang turun tangan membantu menghentikan pembunuhan itu pun tewas seketika," ujar Deogratias Ntahompagaze, kepala polisi Burundi, seperi dilansir dari Telegraph, Senin (10/5/2010).

Under the Same Sun bahkan mencatat pembunuhan lain dan empat percobaan pembunuhan albino di Tanzania antara bulan Februari dan April yang lalu.

Total telah terjadi 57 pembunuhan dan 6 percobaan pembunuhan di Tanzania, dimana para korban telah kehilangan anggota tubuhnya. Sedangkan di Burundi, total terjadi 14 pembunuhan.

Tapi kasus-kasus tersebut hanya total dari kasus yang didokumentasikan. Jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi lagi, dan diperkirakan lebih dari seratus korban dalam dua tahun terakhir.

Sayangnya, keadilan berjalan terlalu lambat. Dari 63 kasus yang dilaporkan di Tanzania, hanya dua yang dibawa ke pengadilan dalam dua tahun terakhir. Sebaliknya, 12 dari 14 kasus pembunuhan albino di Burundi telah sampai di meja hijau.

Albinisme merupakan kelainan bawaan yang terjadi karena tidak adanya pigmen melanin dalam kulit, mata dan rambut yang melindungi dari ultraviolet sinar matahari.

Orang yang mengalami albinisme alias albinos sangat rentan terhadap komplikasi medis dan diskriminasi sosial di Afrika.

Dari sekitar 150.000 albinos di Tanzania, sebuah negara dengan penduduk 35 juta jiwa, sekitar 8.000 terdaftar pada Albino Tanzania Society. Bahkan beberapa keluarga albinos membunuh bayi saat lahir untuk menghindari diskriminasi.

Albino merupakan penyakit turunan, yang berarti jika anak lahir dengan kondisi albino maka gen tersebut masing-masing didapatkan dari orang tuanya.

Kebanyakan anak yang mengalami albino lahir dari orang tua yang memiliki produksi melanin normal serta tidak menunjukkan adanya tanda-tanda memiliki gen albino.

No comments:

Post a Comment