(Dikutip dari: The Real Art of Tarot oleh Hisyam A Fachri)
Masih banyak orang yang menganggap Tarot sebagai hal yang mistik atau berkaitan dengan supranatural. Seringkali orang mengkaitkan Tarot dengan meramal masa depan. Dan tidak sedikit orang yang menganggap Tarot sebagai hal yang tidak ilmiah, hanya permainan, tidak bisa dipercaya dan cuma kebetulan saja.
Manusia sebenarnya saling terhubung, itulah yang mendasari konsep kerja Tarot. Seorang filosufi Islam abad pertengahan bernama Averroes (1128-1198) menulis bahwa meskipun kita memiliki raga yang terpisah, pikiran kita tidaklah terpisah. Ia meyakini bahwa kita ini “menyerupai sebuah tumbuhan air yang batang-batangnya menyembul ke permukaan, namun menyatu pada akar tunggal utama di bawah air.” Bahkan ilmu pengetahuan sekarangpun dalam fisika kuantum mulai menyingkap bahwa sebenarnya kita dan alam semesta merupakan satu – kesatuan, yang saling terhubung. Sehingga mulai diungkap bahwa sebenarnya setiap benda saling bervibrasi dan beresonansi, serta semua diatur dalam hukum saling tarik menarik (Law of Attraction).
Carl Jung |
Begitu pula oleh pakar Psikologi Carl Gustav Jung (1875 – 1959) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki ketidak-sadaran kolektif, dimana melalui hal itulah manusia saling terhubung satu sama lain. Ketidak-sadaran kolektif memuat nilai, gagasan atau kebijaksanaan yang bersifat universal,yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dan melalui inilah budaya – budaya jaman dahulu serta seseorang mengakses alam semesta terhadap kebijaksanaan universal. Sehingga ketika kartu Tarot yang terbuka sesuai dengan keadaan klien, hal itu merupakan ‘kebetulan yang bukan kebetulan’ yang oleh Jung diungkapkan sebagai synchronity atau sinkronitas bahwa segala sesuatu saling berhubungan dengan sesuatu yang lain, yang terkoneksi dengan ketidak-sadaran kolektif.
(Misalnya) Karakter ‘Kekacauan’, sebagai sebuah pola dasar, sangat dikenal di Tarot, dimana diproyeksikan pada simbol gambar Menara (Arcana Mayor – XVI ). Inilah kartu yang merupakan transformasi dimana Jung mengajarkan bahwa kita dapat menjadi sadar akan isi bawah sadar dalam jiwa kita dengan memeriksa simbol-simbol yang datang kepada kita dalam mimpi kita sendiri. Dimana pada kartu ‘Menara’ banyak detail simbol-simbol tipikal dalam Simbol tentang Transformasi.
Mandala Jung yang menggambarkan empat lapisan psikis manusia. |
Demikian juga dengan 22 kartu Arcana Mayor lainnya, yang representasi simbol-simbol gambar berbagai kekuatan kosmik seperti Kematian, Keadilan, Kekuatan, dan seterusnya, juga mengandung simbolisme tipikal. Sedangkan 56 kartu Arcana Minor yang terdiri 16 tipe kartu kerajaan / pengadilan (Raja, Ratu, Perwira dan Pembantu) dan 40 kartu sisanya, dimana semua kartu jenis Arcana Minor membagi menjadi 4 elemen (pedang, koin, tongkat dan piala) adalah sebuah terminalogi yang merupakan sebuah pelajaran, peluang, hubungan, konflik, kondisi, aksi dan mampu mewakili dinamika peristiwa dalam diri kita.
Dengan demikian Jung menganggap bahwa psike manusia memiliki lapisan-lapisan, dan proses mengintegrasikan lapisan-lapisan tersebut dilakukan melalui perluasan tingkat kesadaran dan Jung menyebutnya sebagai layers of psyche function karena adanya energi pada setiap lapisan. Energi-energi tersebut mengekespresikan dirinya dalam sebuah mode karakteristik dari berfungsinya kepribadian. Maka Jung mengidentifikasikan lapisan-lapisan dari fungsi ini dalam tipologi Tarot sebagai:
- Elemen Piala = Merasa / feeling
- Elemen Pedang = Berpikir / thinking
- Elemen Koin = Sensasi / sensation
- Element Tongkat = Intuisi / intuiting
Ketidak-sadaran kolektif memuat archetype yang memuat tentang tema, karakter atau kecenderungan seseorang dalam mempersepsi pengalaman, menggambarkan kebutuhan serta bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Pada archetype memuat persona, anima – animus, self dan shadow, yang kesemuanya mewakili dari ketidak-sadaran manusia. Dan kartu Tarot merupakan sistem simbol yang merepresentasikan dari archetype yang mewakili isi ketidak-sadaran manusia. Seperti misalnya figur Ibu digambarkan sebagai ratu, figure ayah digambarkan sebagai raja, kebijaksanaan digambarkan sebagai ahli tafsir agama, pengorbanan digambarkan sebagai laki-laki tergantung, keseimbangan digambarkan di kartu Kesederhanaan dan seterusnya. Semuanya merupakan bagian dari archetype manusia, yang bersifat universal.
Sehingga tidak heran bila kartu Tarot dapat digunakan untuk mengungkap dari isi ketidak-sadaran manusia.
Dengan kartu Tarot, kita dapat melihat dinamika ketidak-sadaran seseorang yang selanjutnya dapat ditindak-lanjuti dengan teknik serta script sugesti hypnosis yang sesuai dengan keadaan bawah sadarnya.
No comments:
Post a Comment