.:[Double Click To][Close]:.

Sunday, June 13, 2010

Review Buku: The Keep


The Keep
Penulis    : Jennifer Egan
Harga     : Rp 37.000,-
Ukuran   : 13.5 x 20 cm
Tebal      : 320 halaman
Terbit     : Oktober 2009
ISBN     : 978-979-22-5090-9; 40201090072
Kategori : Fiksi dan Sastra / Novel / Novel Terjemahan

The Keep bercerita tentang Danny, yang diajak kerjasama oleh sepupunya Howard untuk mengelola sebuah kastil peninggalan bangsawan Jerman menjadi hotel.

Di sisi lain, di sebuah penjara, Ray menulis kisah tentang Danny dan kastilnya sebagai tugas yang diberikan guru menulisnya, Holly.

Misteri yang meliputi kastil dengan kolamnya yang hitam dan berbau busuk menghantui Danny dengan peristiwa yang terjadi di masa kecilnya bersama Howard. Danny pernah meninggalkan Howard di goa bawah tanah yang gelap dan menceburkannya ke kolam peninggalan masa lalu yang terdapat di dalam goa walaupun Danny tahu Howard takut pada gelap. Sikap Howard yang royal padanya di kastil membuatnya dicengkeram kecurigaan bahwa Howard sebenarnya masih dendam padanya dan sengaja membawanya ke tempat itu untuk mencelakainya seperti yang Danny lakukan padanya dulu.

Sementara Ray sibuk menulis dan mengumpulkan kata-kata yang didapatkannya dari lingkungan penjara setelah Holly berhasil membukakan 'pintu' dalam kepalanya yang membuatnya bisa terhubung dengan hantu-hantu dalam ceritanya. Selain itu, keduanya memiliki ketertarikan yang terjalin dengan canggung dimana Holly adalah wanita yang rapuh setelah kegagalan rumahtangganya, kematian anak ketiganya dan kecanduan narkoba.

Pada bagian akhir, sudut pandang berpindah pada Holly. Menceritakan bagaimana kehidupannya, bagaimana dia bisa sampai mengajar di penjara dan bertemu Ray Dobbs yang membuatnya rela mencari alasan untuk bertemu di penjara diluar jadwal mengajar, dan hubungannya dengan kedua putrinya serta suaminya yang bekerja di konstruksi.

Semua karakter dalam cerita ini memberikan saya sebuah sudut pandang terhadap spiritualitas dari sisi komunitas sosialis. Selain tentu saja 'kesenangan' a la gothik.

Karakter favorit saya sebenarnya Howard, terutama saat saya juga ikut merasa curiga bahwa dia memang merencanakan suatu pembalasan dendam masa kecil pada Danny. Saya tidak bisa berhenti membayangkan, seandainya cerita ini diangkat menjadi film, Howard adalah seseorang yang tidak jauh dengan ciri-ciri Philip Seymour Hoffman. Saya pun setengah berharap Egan memikirkan hal yang sama atau memang memikirkannya saat menciptakan karakter Howard. Sebagai tambahan saya juga membayangkan Uma Thurman memerankan Holly yang jangkung dan tampak rapuh. Ray yang kurus dan ganteng diperankan Adrien Brody. Danny diperankan oleh seseorang yang seperti Robert Downey Jr. tapi lebih muda. Entahlah, saya tidak hafal banyak artis hollywood.

Philip Seymour Hoffman as Howard?

Uma Thurman as Holly?

Adrien Brody as Ray Dobbs?

Pada awalnya saya tidak bisa memutuskan apakah saya bakal menyukai novel ini. Saat saya membelinya saya memikirkan ini hanya akan seperti Goosebumps dengan lebih banyak drama kehidupan nyata. Dan saya memutuskan untuk mencobanya.

Tapi sekarang, saya percaya The Keep adalah salah satu cerita horor terbaik. Setidaknya, jika ada daftar 300 cerita horor terbaik, The Keep masuk dalam 100 besar.

Cerita The Keep berakhir dengan tragis sekaligus manis. Bagian favorit saya adalah sebelum semua itu. Bagi saya ini seperti menyaksikan beberapa ekor bebek berenang di air yang tenang, lalu tiba-tiba harus menyaksikannya ditangkap dan dipotong, namun pada akhirnya menikmati masakan bebek yang seakan-akan membayar semua penyesalan atas kematian bebek-bebek itu.

Dari sisi penulisan, saya tidak bisa bicara banyak. Hanya, saya merasa ada beberapa detil yang bisa saja dihilangkan khususnya dalam cerita Danny, misalnya saat mendeskripsikan bagaimana perasaannya saat berada dalam kondisi-kondisi yang melawan akal sehatnya atau mengganggu keseimbangan pikirannya selama berada di lingkungan kastil. Saya memahami keasikan yang bisa dilakukan dengan detil dalam bercerita, tapi tetap berpikir tidak semua detil itu harus ditampilkan. Meski demikian, bisa jadi masalahnya ada pada saya sendiri yang belum terbiasa membaca novel dewasa seperti ini. Atau memang disengaja untuk lebih mengesankan bahwa cerita ini ditulis oleh karakter Ray, langsung tanpa diedit.

Meski sebagian besar isi menceritakan Danny, tetapi bagian kecil Ray dan Holly mengepak keseluruhan cerita dalam paket besar sebuah buku horor yang hebat.

Buku ini sangat saya rekomendasikan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan pengalaman membaca novel horor yang berbeda. (M. Ilham)

No comments:

Post a Comment