.:[Double Click To][Close]:.

Monday, May 3, 2010

Dongeng Dunia: Sang Naga Merah


Zaman dahulu, hewan-hewan di bumi memiliki bentuk yang berbeda dari sekarang. Ada yang lebih kurus, ada yang lebih tinggi dan ada juga yang memiliki lebih banyak kaki dari yang mereka miliki saat ini.

Badak dan Kudanil dulu sangat membosankan dan selalu memaksa hewan-hewan lain untuk memuji keindahan diri mereka.

"Bukankan aku yang paling tampan?" kata Badak, memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. "Menurutmu apakah sisi kiriku lebih tampan dari sisi kananku?"

"Lihat tubuh langsingku," Kudanil menyahut. "Bukankan tubuhku yang paling indah yang pernah kau lihat?"

"Huuh!" Gajah meniup terompet belalainya. "Lihat dong gading-gadingku. Mereka gigi yang paling sempurna di dunia." Dia pun tersenyum lebar, memamerkan gadingnya.

Setiap hari begitu sepi dan membosankan hingga suatu hari seekor Naga merah terbang turun dari langit sambil berteriak "Dunia akan kiamat! Dunia akan kiamat!"

"Kami sudah dengar itu sebelumnya," kata Singa, dengan keluhan bosan. "Si Ayam yang mengatakan langit akan runtuh, tapi ternyata tidak ada apa-apa."

"Tapi ini sungguhan. Dunia akan segera berakhir!" teriak sang Naga.

"Darimana kau tahu?" yang lain bertanya.

"Seorang penyihir memberitahuku," jawabnya.

"Berarti itu pasti sungguhan," mereka berkata. "Apa yang harus kita lakukan?"

"Kalian bisa memanjat punggungku dan aku akan menerbangkan kalian ke dunia yang lain," kata naga merah.

Mereka semua berebut naik ke punggung si naga, kecuali Singa.

"Aku raja disini dan aku tidak akan takut pada apapun," dia mengaum. "Aku akan tetap tinggal di bumi."

"Aku juga," kata harimau, turun dari punggung naga.

"Harimau memang seberani singa."

Ketika hewan-hewan lain siap, sang naga mengepakkan sayapnya, melompat ke udara dan turun lagi.

Dengan muatan yang seberat itu di punggungnya dia harus mencoba hingga beberapa kali sebelum lepas landas.

Ketika sang naga merah terbang lebih tinggi hewan-hewan menjadi tidak nyaman, berpegangan pada punggungnya. Beberapa dari mereka menjadi takut. Mereka mulai berkelahi dan saling dorong.

"Singkirkan ekormu dari mataku," teriak yang satu.

"Perhatikan dimana cakarmu," teriak yang lainnya.

"Oh, kita akan terbang sangat tinggi," cicit seekor tikus.

"Aku butuh ruang untuk duduk sebentar," pekik sang naga merah. "Kalian bertengkar dan saling dorong membuatku sulit untuk terbang."

Hewan-hewan itu tidak memedulikan dan akhirnya sang naga merah menjadi sangat lelah sehingga dia tidak bisa mengepakkan sayapnya lagi dan mulai jatuh dari langit.

Para hewan terpeleset dari punggungnya dan jatuh kearah tanah, berteriak panik. Tak ada yang terbunuh tapi mereka semua mendarat dengan benturan yang sangat keras.

Kaki-kaki para ular jatuh dan merayap pergi diantara rumput.

Badak mendarat di wajahnya, membuat benjolan besar di hidungnya yang berubah menjadi tanduk.

Kudanil terus berguling dan memantul-mantul di sisi bukit, berubah menjadi lebih besar dan gemuk sampai ia akhirnya jatuh ke kubangan air. Dia sangat malu betapa gemuk dan bulatnya dirinya, dia tidak mau terlihat yang lain.

Gading si Gajah patah hingga tinggal dua yang tertancap ke tanah. Ketika dia mencoba untuk menarik mereka keluar dari tanah mereka memanjang menjadi dua gading yang bisa kita lihat sekarang.

Kepala Jerapah tersangkut di pohon yang tinggi dan lehernya memanjang dan terus memanjang hingga tubuhnya mencapai tanah.

Bahkan semua hewan berubah menjadi seperti bagaimana mereka terlihat saat ini.

"Aku tidak melihat ada yang lucu," geram buaya, yang wajahnya menjadi rata tertimpa gorila.

Si Badak sangat marah karena kehilangan penampilan indahnya. Karena itulah kau harus hati-hati jika berada di dekat mereka.

No comments:

Post a Comment