.:[Double Click To][Close]:.

Wednesday, July 14, 2010

Batu Yang Kembali Lagi


Ivan Sanderson, ahli pengetahuan alam dan penulis terkenal, mengunjungi perkebunan karet di Sumatera tahun 1928, tempat dia berpartisipasi dalam apa yang mungkin hiburan paling aneh sepanjang hidupnya. Makan malam sudah usai, dan semua orang berkumpul di beranda. Tiba-tiba, batu-batu kecil mulai menghujani lantai beranda tadi dari kegelapan. Kemudian, Sanderson berkata,

Tuan rumah memberitahu kami ... bahwa batu-batu kecil ini berulang kali datang, terutama pada malam tertentu dan yang biasanya tenang, tetapi tidak selalu gelap. ... Ketika semua orang mereasa heran dan skeptis, tuan rumah kami kemudian meminta kami untuk memberi tanda pada batu-batu dengan cara yang kami kehendaki dan melemparkannya kembali ke mana pun ke dalam vegetasi yang tumbuh amat rapat atau sekitar halaman atau rumah. Untuk memberi tanda batu-batu tadi dia mengambil kapur dari mejanya, sebatang kikir, dan pensil. Kaum perempuan menggunakan lipstiknya, dan kami menggunakan berbagai macam alat. Kami semua melemparkannya kembali ke dekat atau jauh ke arah yang dapat dipikirkan. Hampir semua, tetapi memang tidak semua batu bertanda itu kembali ke beranda dalam waktu beberapa detik, beberapa batu setelah beberapa menit. Saya akan mengatakan bahwa paling sedikit sekitar lima puluh batu diberi tanda dan dilemparkan di malam itu. ... Saya dapat menjamin kenyataan bahwa secara mutlak tidak mungkin bagi manusia mana pun ... untuk mencari, menemukan, dan melemparkan balik batu bertanda dalam kelebatan vegetasi dengan mengumpulkan dan meneliti seluruh permukaan. [William G. Roll, The Poltergeist, p.38]

No comments:

Post a Comment