Suatu hari, seekor rubah berjalan-jalan saat tiba-tiba ia mendengar suara yang keras dan merasakan rasa sakit yang menusuk di bagian bokongnya.
"Ooowww!!!" lolong rubah, airmatanya berlinang. "Itu menyakitkan. Ooowww!!!"
Sang rubah menoleh ke belakang dan melihat ekornya terkena ranjau. Ia berjuang untuk membebaskan diri namun ekornya terjepit sangat kuat di gerigi ranjau itu.
Dengan usaha terakhir rubah itu menggunakan seluruh kekuatannya dan bebas!
"Ooooowww!!!!" lolong rubah saat ia menoleh kebelakang dan melihat ekornya masih terjepit di ranjau. Akhirnya yang tersisa hanya sedikit saja di bagian ekornya.
"Ekorku, ekorku yang cantik. Apa yang harus kulakukan?" rintihnya. "Bagaimana aku akan menghadapi rubah-rubah lain tanpa ekor indahku? Pasti sangat memalukan."
Sang rubah berpikir dan akhirnya memiliki sebuah rencana.
Ia memanggil semua rubah lain untuk bertemu.
Ketika mereka melihat bagian kecil di buntutnya mereka mulai tertawa.
"Aku memotong ekorku dengan sengaja dan aku ingin kalian semua melakukan yang sama." dia berteriak menembus riuh tertawa.
"Ekor yang besar hanya membuat masalah," ia berteriak. "Saat kita dikejar oleh anjing membuat kita mudah tertangkap, dan saat kita berkumpul untuk ngobrol, tidak ada yang tahu gunanya. Apakah harus dilingkarkan di kaki, mendudukinya, atau menaruhnya supaya orang tersandung?" tanya sang rubah. "Jadi sekarang saatnya untuk membebaskan diri kita dari ekor dan bergabung bersamaku dalam kelompok tanpa-ekor."
Salah satu rubah tua menggeleng dan berkata, "Kau tidak akan berkata demikian jika masih memiliki ekor yang indah. Kau hanya mengatakannya karena kau malu."
Semua rubah lain pergi sambil tertawa dan menaikkan ekor-ekor besar dan lebat mereka.
Pelajaran moral: Jangan percaya pada seseorang yang memiliki minat pribadi yang berhubungan dengan kekurangan mereka sendiri. Misalnya kelompok patah hari, dan sebagainya. Itu hanya akan membuat kita jadi sama memalukan.
No comments:
Post a Comment